Ah .. Nandaku Yang Jauh..
Dear Ibuku..
Semoga kesehatan juga kebahagiaan bersama ibu saat menerima 'surat' ini.
Rasanya baru kemarin setiap pagi nanda mendengar stiletto ibu bersuara. Coklat, hitam dan biru, bergantian melekat di kaki ibu yang begitu indah.
Pasti ibu tak tahu, betapa kami suka mengintip ibu saat tiba di kantor. Menebak baju yang ibu kenakan juga tas serta aksesoris ibu.
Bagi kami, ibu itu sangat keren.
Bagaimana tubuh ibu yang tetap langsing walau telah punya tiga putra. Juga wajah ibu yang selalu bercahaya.
Ibu juga punya kharisma, hingga tak satupun dari kami yang punya keberanian menghadapi ibu. Terlebih bila kami salah.
Mungkin sedikit terlambat, tapi sungguh kami bangga punya pimpinan seperti ibu. Bukan hanya tegas, ibu punya keberanian menghadapi masalah apapun, ibupun sangat melindungi kami bila keadaan mengharuskan.
Ituah kenapa kami suka ibu.
Dan ketika ibu memutuskan untuk mengundurkan diri dan kembali ke Jawa. Kami seperti anak yang kehilangan pegangan. Bertanya-tanya kenapa, atau adakah kesalahan kami yang begitu mengecewakan ibu. Kami sedih untuk waktu yang cukup lama.
Bagi kami, ibu adalah ibu yang kedua setelah ibu kami. Ibu yang begitu hangat saat di rumah kami kunjungi. Yang merangkul kami, dan mau mendengar segala kesah kami. Tak terlupakan itu.
Terutama saat saya hendak menikah dan ketakutan tak bisa menyenangkan suami. Ibu dengan santai menenangkan saya. Memberi banyak masukan yang tak akan saya lupakan.
Ibu,
Setelah melihat foto ibu di IG, juga tulisan ibu, entah kenapa saya ingin menghambur ke pelukan ibu. Rindu sekali.
Ibu masih cantik, dan energik seperti 20 tahun yang lalu. Saya kagum dengan itu.
Sementara nanda telah layu sejak di tinggal pergi selamanya oleh suami. Nanda banyak mengurung diri selepas lelah mencari nafkah untuk 3 buah hati Nanda.
Ibu,
Kapan ibu datang lagi kesini?
Nanda juga teman yang lain rindu pada ibu. Begitupun Bos besar. Beliau bilang tak ada yang bisa menggantikan gaya kepemimpinan ibu yang dinilai efektif.
Kemarilah, Ibu...
Walau hanya 1-2 minggu.
Ibu bisa tidur di rumah saya, ataupun yang lain. Tapi bila ibu keberatan, kami bisa siapkan hotel untuk ibu.
Mari kita kumpul. Bila perlu kita jalan bersama.
Membayangkan saja sudah membuat Nanda bahagia.
Segera datang ya,Ibuku yang cantik.
Nanda
#Surat dari seorang anak buahku saat bekerja dulu
Semoga kesehatan juga kebahagiaan bersama ibu saat menerima 'surat' ini.
Rasanya baru kemarin setiap pagi nanda mendengar stiletto ibu bersuara. Coklat, hitam dan biru, bergantian melekat di kaki ibu yang begitu indah.
Pasti ibu tak tahu, betapa kami suka mengintip ibu saat tiba di kantor. Menebak baju yang ibu kenakan juga tas serta aksesoris ibu.
Bagi kami, ibu itu sangat keren.
Bagaimana tubuh ibu yang tetap langsing walau telah punya tiga putra. Juga wajah ibu yang selalu bercahaya.
Ibu juga punya kharisma, hingga tak satupun dari kami yang punya keberanian menghadapi ibu. Terlebih bila kami salah.
Mungkin sedikit terlambat, tapi sungguh kami bangga punya pimpinan seperti ibu. Bukan hanya tegas, ibu punya keberanian menghadapi masalah apapun, ibupun sangat melindungi kami bila keadaan mengharuskan.
Ituah kenapa kami suka ibu.
Dan ketika ibu memutuskan untuk mengundurkan diri dan kembali ke Jawa. Kami seperti anak yang kehilangan pegangan. Bertanya-tanya kenapa, atau adakah kesalahan kami yang begitu mengecewakan ibu. Kami sedih untuk waktu yang cukup lama.
Bagi kami, ibu adalah ibu yang kedua setelah ibu kami. Ibu yang begitu hangat saat di rumah kami kunjungi. Yang merangkul kami, dan mau mendengar segala kesah kami. Tak terlupakan itu.
Terutama saat saya hendak menikah dan ketakutan tak bisa menyenangkan suami. Ibu dengan santai menenangkan saya. Memberi banyak masukan yang tak akan saya lupakan.
Ibu,
Setelah melihat foto ibu di IG, juga tulisan ibu, entah kenapa saya ingin menghambur ke pelukan ibu. Rindu sekali.
Ibu masih cantik, dan energik seperti 20 tahun yang lalu. Saya kagum dengan itu.
Sementara nanda telah layu sejak di tinggal pergi selamanya oleh suami. Nanda banyak mengurung diri selepas lelah mencari nafkah untuk 3 buah hati Nanda.
Ibu,
Kapan ibu datang lagi kesini?
Nanda juga teman yang lain rindu pada ibu. Begitupun Bos besar. Beliau bilang tak ada yang bisa menggantikan gaya kepemimpinan ibu yang dinilai efektif.
Kemarilah, Ibu...
Walau hanya 1-2 minggu.
Ibu bisa tidur di rumah saya, ataupun yang lain. Tapi bila ibu keberatan, kami bisa siapkan hotel untuk ibu.
Mari kita kumpul. Bila perlu kita jalan bersama.
Membayangkan saja sudah membuat Nanda bahagia.
Segera datang ya,Ibuku yang cantik.
Nanda
#Surat dari seorang anak buahku saat bekerja dulu
Comments
Post a Comment