Pergilah... Aku Yang Menyuruhmu






Mereka bilang aku bukan pejuang, hanya karena aku tak pernah mau memperjuangkan keberadaan mereka terus di hidupku.

Bagiku, seperti Soe Hok Gie bilang ..
lebih baik hidup diasingkan daripada hidup dalam kemunafikan.

Kapanpun kau boleh pergi.
Dari awal sudah ku wanti.

Ribuan perempuan menangisi perginya lelaki, berdalih cinta mati.
Aku sudah patahkan hatiku dari pertama dulu.
Bahwa tak boleh lagi ada lelaki yang menyakitiku.

Siap menerima, siap melepas.
Itulah hukum dunia.
Tak ada yang sempurna.
Tak ada yang abadi.

Kitapun demikian.

Bila sempurna kau maknai dalam hitungan angka.
Lihat angka milikmu..

Cinta, sebagaimana tubuh ini.
Bila terawat akan tetap sehat.
Bila tidak, penyakit bisa menggerogotinya.
Setua apapun...

Bila amputasi adalah cara untuk menyembuhkannya..
Mengapa tidak dilakukan?
Bukankah keselamatan jadi keutamaan?

Sama ketika cinta telah menjadi sebuah penyakit, mengapa harus dipertahankan.
Biarlah perpisahan jadi penyembuhannya.

Tak bisa hidup tanpa cinta?
Awalnyapun kita sendiri, akhirpun kita sendiri.
Lalu apa yang tak bisa?

Aku bukan pelaku drama.
Terlebih tuk menguntai rasa yang penuh kata gombal
Hidupku milik Allah, begitupun matiku.

Hanya Dia yang berhak kupertahankan

Pergilah,
Tak akan ada tanganku yang mencegahmu
Tak akan ada tangisku yang mengiringimu.

Berkali sudah kukatakan, hatiku ini rapuh.
Sekali sakit kau buat, dia runtuh.

Runtuhan itu tak akan bisa lagi kau bangun utuh.
Sekuat apapun perekat yang kau berikan.

Pergilah,
Jangan kau ragu.

Aku akan bertahan sebagaimana yang telah lalu.
Sendiri menikmati sepi.
Tak lagi menoleh kembali.
Karena hidup adalah melangkah maju.
Bukan surut ke belakang.




#90817#1030pm

Comments

Popular Posts