Kisah Tiga Gadis
Namanya Enya, Fania dan Carissa. Semuanya cantik, cerdas dan dari keluarga baik-baik serta terpelajar.
Enya, sulung yang bukan hanya cerdas intelegensia namun pengetahuan agamanya juga bagus.
Shalikha, kritis dan punya kemampuan memimpin yang kuat. Mandiri tentu saja.
Fania, gadis cantik yang jujur, anak bungsu yang mandiri dibalik sedikit sifat manja nya, suka sekali berderma. Sangat menjaga tutur katanya. Walau dia anak orang kaya namun sifatnya sangat membumi. Salatnya cukup terjaga.
Carissa, cerdas, ambisius tapi agama sebatas ktp. Semua dikaitkan dengan logika. Tak mau susah, tak mau naik angkot. Manja dan suka mendominasi. Ramah namun terlalu tinggi menilai dirinya. Salat? Sesempatnya dan sebangunnya.
Ketiganya lulus sarjana dengan nilai yang memuaskan.
Enya yang sangat menjaga diri dan kehormatannya tak pernah mau berpacaran. Ia sibukkan dirinya menuntut ilmu dan berkarir. Semua berjalan cukup lancar. Hingga suatu hari Allah mengirimkan jodoh tanpa diduga. Hanya dua kali bertemu, langsung dilamar dan menikah. Enya yang karirnya sedang berada di posisi yang baik, bekerja berjauhan dari suaminya bekerja. Namun akhirnya memilih untuk bersama suaminya dan menjadi ibu rumah tangga yang cerdas dengan kesadaran sendiri.
Fania yang jujur dan gemar bersedekah juga tak pernah pacaran. Dia tekun menyelesaikan pendidikannya. Dia berkata bahwa nanti dia akan ke luar negeri bersama suami dan anaknya. dan Allah kirim jodohnya melalui kakaknya.
Tak pakai pacaran, dua tiga kali pertemuan, menikahlah mereka. Percaya atau tidak, saat mereka sudah memiliki anak satu, sang suami mendapatkan promosi ke luar negeri. Kata-kata Faniapun jadi kenyataan yang indah.
Carissa yang ambisius dibalik keramahannya, tak pernah terlihat pacaran juga. Namun entah kenapa jodoh tak juga datang walau berkali-kali diperkenalkan 'kandidat potensial'.
Enya dan Fanya telah punya anak sekarang. Mereka bahagia dan merasa lengkap karena bersuamikan lelaki yang bukan hanya tampan tapi juga cerdas dan salih.
Sementara Carissa tampak kesepian dibalik segala kesibukan dunianya. Tak juga mau sujud dengan niat rutin dan tepat waktu pada yang sudah memberinya segala kenikmatan dunia.
Tak satupun kandidat yang tertarik padanya walau dia cantik. Semua setelah satu dua kali bertemu memilih mundur teratur.
Perjalanan tiga gadis yang seusia ini dan saling mengenal jeda disini.
Carissa mulai gelisah di usia yang mendekati kepala 3. Hampir semua temannya telah berumah tangga.
Itulah rahasia jodoh.
Tak ada jaminan yang cantik pasti laku, yang cerdas pasti diminati, yang kaya pasti dilirik.
Carissa yang cantik tak memahami itu. Dia terlalu yakin dengan kecantikan, kecerdasan dan karirnya akan mampu menembus hati setiap lelaki yang dia kehendaki.
wahai gadis di luar gadis, semoga bisa belajar dari kisah mereka ini.
Comments
Post a Comment