Broken Heart Syndrome: Kelainan Jantung Akibat Patah Hati
Nur Rina Chairani - Ciptono Wahyu Prasetyadi
01 Desember 2017
01 Desember 2017
Bernas.id - Tahukah Anda bahwa penyakit patah hati memang benar-benar ada? Dalam dunia medis, penyakit yang menyerang jantung ini disebut Broken Heart Syndrome. Broken Heart Syndrome (BHS) alias sindrom patah hati atau disebut juga Tako-Tsubo Cardiomyopathy adalah salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler (jantung).
Broken Heart Syndrome bisa terjadi karena:
Tekanan stress yang berat yang bisa memicu keluarnya hormon katekolamin ke pembuluh darah dalam jumlah yang banyak. Hormon ini bersifat toksik di otot jantung sehingga menyebabkan kegagalan kontraksi otot jantung.
Menopause. Rangsangan simpatik yang berlebihan serta ketidaknormalan bentuk anatomis arteri koroner menyebabkan aliran darah berkurang/menghilang sesaat.
Gejala broken heart syndrome terjadi dengan cepat sesaat setelah mengalami stress yang berat, antara lain: Nyeri dada seperti tertekan benda besar; Napas pendek/sesak napas yang tiba-tiba; nyeri lengan/punggung; tenggorokan terasa tercekik; Nadi tidak teratur dan jantung berdebar-debar(palpitasi); pingsan tiba-tiba(sinkop); sebagian bisa mengalami syok kardiogenik (sebuah keadaan di mana jantung tidak bisa memompa darah sesuai kebutuhan tubuh sehingga berdampak kematian).
Pencegahan yang utama adalah manajemen stress. Seorang yang sedang mengalami masalah perlu bersikap dan berpikir dengan luas dan komprehensif. Selalu bijaksana dan melihat persoalan dari berbagai sudut pandang dan pendekatan. Pola hidup yang seimbang perlu dilakukan, terutama pola makan, aktivitas fisik, dan pola berpikir serta berperilaku. BHS dapat sembuh tanpa meninggalkan kecacatan permanen pada ventrikel jantung, berbeda dengan penyakit jantung koroner yang meninggalkan sisa pada struktur jantung.
Comments
Post a Comment