Siberut




Sebagai penggemar rujak cingur, aku suka mencari dan mencobanya di kota manapun.

Di Malang sangat banyak penjual rujak cingur. Dulu pernah ku ceritakan yang di Warung Pojok dan Rujak Tjelaket.

Kali ini aku berpetualang ke warung rujak Siberut. Rekomendasi dari penjual rujak lain saat aku pengen rujak saat badan kurang sehat lalu.  Awalnya beli dibungkus.

Aku langsung datang ke tempatnya hari itu usai dzuhur. Warung kecil yang bersebelahan dengan salon ini tengah penuh pembeli. Cuma ada 3 meja yang bersanding dengan 6 - 8 kursi. Jadi kurang lebih ada 24 pembeli yang menunggu pesanan rujaknya.

Aku melihat di ujung masih ada kursi plastik yang ditumpuk rapi. Juga meja panjang berisi beragam kerupuk dan satu dos air mineral.
Aku ambil kursi itu dan duduk di depan meja yang berhadapan langsung dengan tempat penjual beraksi alias nguleg.





Kuawali dengan senyuman dan menyapa si ibu.
"Siang, Bu"
"Siang," jawabnya ramah sembari mengiris timun.

Sungguh, jangan pelit tersenyum. Untuk mencairkan keadaan. Juga memuluskan pembicaraan.

Rujak Siberut, nama yang diambil dari tempat awal berjualan, jalan Siberut.
Berdiri dan berjualan sejak tahun 1975. Generasi awalnya tentu ibu dari yang berjualan saat ini. Sebelas tahun yang lalu pindah ke jalan Karimata yang sekarang dan generasi kedua yang menjualnya. Namanya Ibu Yanti.

Orangnya cantik, lincah dan bicaranya terukur. Hanya dengan seorang asisten, bu Yanti bisa membuat lebih dari 80 hingga 100 piring rujak sehari, baik dibungkus ataupun makan di tempat.

Buka hanya 4 jam saja. Dari pukul 12.00 hingga pukul 16.00 wib . Selalu on time pukul 12 siang. Tak ada kurang atau lebih, seperti Bebek di Madura yang buka kudu pukul 4 sore teng.

Sekali ngulek bisa untuk 4-5 porsi. Ibu Yanti sudah mempersiapkan bahan bumbu semua. Gedang klutuk yang sudah dirajang, kacang tanah goreng, rawit, petis dan gula merah yang juga diiris-iris. Tinggal digerus.

Sedikit berbeda dengan Rujak Tjelaket yang kacang tanah sudah dihaluskan semua.

Yang unik di sini, rujaknya bukan hanya diberi buah, sayur, cingur, tahu dan tempe, tapi juga ditambahkan tempe menjes dan dadar jagung. Very recomended dah rasanya. Maknyus!!!









Disamping rujak, warung yang cukup bersih dan berada di lingkungan perumahan yang tenang ini juga menjual kolak singkong, bothok ontong, bothok tahu tempe kemangi, pepes tongkol dan udang, juga kue lemper dan nogosari.

Krupuk juga beragam. Dari krupuk biasa, krupuk ikan hingga rambak ada semua.
Jika ingin makan nasi dengan pepes juga tak masalah.

Warung ini tak pernah sepi pembeli,  yang kebanyakan juga turun temurun tahu akan kelezatannya. Warga Tionghoa pun banyak yang beli dan makan di tempat.

Cingurnya empuk dan enak. Beberapa pembeli ada yang minta nambah cingur di rujaknya.

Untuk seporsi rujak Siberut kita harus membayar Rp 17.000,- nambah cingur Rp 8.000,-. Semangkuk kolak Rp 5.000,-
Minumannya hanya ada es teh manis dan yang hangat.
Untuk bothok dihargai Rp 3000,sebungkus. Pepes Rp 5000,-

Rujak Siberut sepertinya hanya bisa disandingkan dengan Rujak Tjelaket soal rasanya. Karena rujak di Warung Pojok ada kalanya ganti pengulek dan rasapun jadi tak konsisten.

Jadi, untuk penggemar rujak cingur, tak perlu ragu mencoba rujak Siberut ini bila berada atau berlibur di Malang.
Ibu Yanti yang cantik dan ramah akan senang menyambut anda.






omarina#102

Comments

Popular Posts