Ingin Hidup Lebih Lama dan Bahagia, Lakukan Hal Ini!

Nur Rina Chairani - Ciptono Wahyu Prasetyadi 
13 Desember 2017




Bernas.id - Orang-orang yang mensyukuri segala yang telah mereka miliki akan lebih mampu mengatasi stres, lebih bahagia, dan lebih mampu untuk mencapai tujuan mereka. Para ilmuwan bahkan telah mencatat bahwa rasa syukur dikaitkan dengan meningkatnya kesehatan dan memproduksi sejumlah efek yang sangat terukur pada berbagai sistem biologis.
Dengan bersyukur, orang mengakui kebaikan dalam hidup mereka. Dalam prosesnya, orang biasanya mengakui bahwa ada sumber di luar diri mereka sendiri. Sebagai akibatnya, syukur juga membantu orang-orang untuk terhubung ke sesuatu yang lebih besar dari mereka sebagai individu. Apakah orang lain, alam atau kekuatan yang lebih tinggi yaitu Allah.
Dr. P. Murali Doraiswamy, kepala Biologic Psychology di Duke University Medical Center mengatakan, ”Jika syukur adalah obat, maka akan menjadi produk terlaris di dunia dengan indikasi pemeliharaan kesehatan untuk setiap sistem organ utama.”
Buatlah daftar, seperti jurnal, tentang hal-hal yang Anda syukuri setiap hari. Jurnal inilah salah satu cara untuk memanfaatkan kekuatan positif dari rasa bersyukur. Tulislah secara rutin. Hasil dari satu studi, 3-4 orang yang menyimpan jurnal rasa bersyukur dan melakukan olahraga rutin, mereka memiliki kunjungan lebih sedikit ke dokter dibanding mereka yang berfokus pada sumber-sumber kejengkelan.
Dalam artikel ABC News, lima penelitian telah menunjukkan bahwa rasa syukur dapat menghasilkan sejumlah efek terukur pada sejumlah sistem dalam tubuh Anda, termasuk diantaranya:
Neurotransmitter (serotonin dan norepinefrin) radang dan sistem kekebalan tubuh (sitokin); reproduksi hormon (testosteron) hormon stres (kortisol); ikatan sosial hormon (oxytoxin); tekanan darah; jantung dan irama EEG; kognitif dan kesenangan terkait neurotransmitter (dopamine); gula darah.
Membiasakan rasa bersyukur akan membantu memfokuskan kembali perhatian Anda terhadap apa yang baik dan tepat dalam hidup Anda. Daripada membiasakan melihat hal negatif atas segala pencapaian. Seperti otot, keadaan mental ini dapat diperkuat dengan praktik. Biasakan pula untuk mengucap terima kasih atas segala kebaikan atau hadiah dari orang lain sekecil apapun.
Merefleksikan peristiwa-peritiwa yang Anda syukuri dan menuliskannya, akan membuat Anda merasakan sensasi kebahagiaan yang begitu dalam pada pikiran. Begitupun dengan kebiasaan berdoa.
Tiga tahun yang lalu Science Center di University of California, meluncurkan sebuah proyek yang disebut ‘Membudayakan syukur dalam masyarakat konsumeris’. Proyek USD 5,6 juta ini bertujuan untuk memperluas basis data ilmiah syukur, khususnya di bidang kesehatan utama manusia, pribadi dan relasional, kesejahteraan dan perkembangan ilmu pengetahuan; mempromosikan praktik berbasis rasa syukur dalam pengaturan medis, pendidikan dan organisasi baik di sekolah, tempat kerja, rumah dan masyarakat. Tentu saja banyak melibatkan masyarakat.
Kebanyakan ahli setuju bahwa tidak ada jalan pintas untuk kebahagiaan. Bahkan orang yang berbahagiapun tidak bersuka cita 24 jam sehari. Tetapi orang yang bahagia bisa mengalami hari yang buruk dan masih menemukan kesenangan dalam hal-hal kecil di hidupnya.
Bersyukurlah atas apa yang Anda miliki! Ketika hidup memberi 100 alasan untuk menangis, ingatlah 1000 alasan mengapa Anda harus tersenyum. Hadapi masa lalu tanpa menyesal, persiapkan masa depan tanpa takut, fokus pada apa yang baik sekarang dan praktikkan rasa syukur. Ingatlah selalu untuk mengucapkan terima kasih untuk diri sendiri, alam semesta dan lainnya.
Begitu indah melihat senyum seseorang, bahkan lebih indah saat mengetahui bahwa Anda adalah alasan di balik senyum itu.

Comments

Popular Posts