Cerita Dari Gang Sanan

Sang Pejuang Kehidupan 

Sejatinya hidup adalah terus belajar. Pada segala tanda di alam ini. Juga pada kehidupan orang lain. 


Bukan soal mampu atau tidak. Bersekolah tinggi atau tidak. 


Ibu Sri Bawon adalah legenda hidup di Sanan, Malang.


Keuletannya juga kerja kerasnya telah membuatnya jadi 'guru' bagi banyak mahasiswa. 


Juga diapresiasi banyak orang. Dari artis hingga Presiden.

Padahal beliau hanya lulusan kelas 3 SD.




Tentu ada sisi lain dalam sebuah usaha. Yang terkadang menggerus sisi terdalam hatinya. 
Dia tetap berdiri tegak hingga sekarang. 

Hormatku pada beliau yang begitu hangat menyambut, memeluk dan berbagi kisah hidupnya kepadaku.


Berikut kisah yang dituturkan oleh beliau sendiri...


Karena kemiskinan, ibu Bawon harus melepas keinginannya untuk terus bersekolah. Dia baru kelas 3 Sekolah Dasar saat itu.


Ayahnya ingin dia membantu bekerja dengan berjualan kue keliling. Jangan bayangkan kue dengan kereta dorong, tapi kue dibakul yang harus dia taruh di atas kepalanya. Setiap hari berkeliling kampung menjajahkan kue.


Hingga nasib mempertemukannya dengan 'keripik tempe' yang mengubah peruntungannya.


Tempe Malang terkenal enaknya sejak dulu. Dari tempe biasa, hingga tempe bulat dan juga menjes. 


Keberlimpahan tempe itu yang akhirnya jadi momen untuk jadikan keripik dengan beraneka rasa.


Begitulah, di jalan Sanan inilah semua berawal. Ibu Bawon yang lugu dan bersahaja, mulai meraih kesuksesan. Siapapun yang ingin tahu cara membuat keripik tempe enak dia ajarkan. 


Niat baik berbagi ilmu ini awal dari banyak cerita. Hasad, iri dan dengki mulai bertebaran.


Ibu Bawon yang dulu dalam sehari harus membuat 5 kwintal keripik tempe, mulai mendapat senggolan dari 'mantan' orang yang dia didik.


Mulai dari pembantu yang membuat keripik 'dibajak' orang lain untuk dapat 'rahasia' enaknya keripik, hingga pembunuhan karakter.


Belum lagi pengkhianatan orang yang menjadi rekanan bisnisnya. Membawa lari uangnya hingga ratusan juta rupiah.


Ibu Bawon yang sukses dan banyak dikunjungi pejabat, diundang kesana kemari, banyak membuat iri beberapa tetangganya. 


Ghibahpun disebar dengan segala versi, hingga bila ada yang bertanya dimana rumahnya disesatkan atau dimana beliau, ada yang menyebar berita bahwa beliau sudah meninggal.  


Penuh kepedihan beliau ceritakan semua itu. Beliau bingung apa kesalahannya hingga dibenci tetangganya sendiri.


Kesuksesan dari hasil kerja keras Ibu Bawon membuatnya bisa mempunyai 10 rumah, juga ratusan penghargaan, hingga bisa diundang dan bertemu  Presiden Republik Indonesia terus membuat 'musuh' dengan beragam topeng.


Kepolosan dan keluguannya terus dimanfaatkan tanpa jeda. Keripiknya yang telah menembus manca negara, dimana uang 250 juta harusnya dia terima dibawa kabur oleh rekanannya sendiri tanpa tahu harus bagaimana melaporkannya.


Karena tipuan demi tipuan itulah dia kehilangan 4 rumahnya. Namun Ibu Bawon tak pernah menyerah. Beliau tetap berdiri tegak walau omset tak seperti dulu.


Single parent yang punya dua anak dan ulet ini sadar bahwa hidup harus terus berjalan. Apapun rintangan terus dia hadapi. Hingga dia tetap berdiri saat ini.



Rasa hormatku pada beliau yang begitu hangat menyambut dan membuka pintu rumahnya buatku. Juga mau membuka diri dengan berbagi kisah hidupnya. 



Semoga Allah selalu melindunginya, memberi kesehatan dan keberkahan hidup

pada beliau. Aamiin





#78-2017

Comments

Popular Posts