Kebun Kurma
Tentu saja, kurma identik dengan Saudi Arabia. Identik dengan negara-negara Arab.
Maka ketika awal tahun 2017 dibuka tempat wisata 'Kebun Kurma', rasa penasaranpun ada.
Apa iya bisa tumbuh di Indonesia?
Begitu pertanyaanku, hingga akupun memutuskan pergi untuk melihat langsung.
Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 3,7 hektare di wilayah kabupaten Pasuruan. Mudah menemukannya karena ada papan petunjuk di depan jalan masuknya yang sudah dipaving rapi.
Aku yang mulai terbiasa dengan hawa Malang yang dingin, merasakan panasnya sengatan matahari di Pasuruan cukup luar biasa. Panas dan kering.
Tanpa kesulitan, kebun kurma kami temukan. Kurang lebih satu kilometer dari jalan masuk. Parkir cukup luas, baik untuk motor, mobil pribadi ataupun bus pariwisata.
Harga tiket masuk hari biasa adalah Rp 10.000,- per orang, sementara untuk akhir pekan Rp 20.000,-per orang.
Tentu harapanku adalah melihat kebun yang luas seperti wana wisata kebun teh. Sayangnya, harapan itu tak sepenuhnya terjadi.
Di pintu masuk tertulis jenis tanaman kurma yang ada disana.
Sudah membayangkan layaknya kebun di Madinah yang pernah aku kunjungi.
Di depan ada kereta kuda yang dihias untuk mengangkut pengunjung yang ingin berkeliling. Musholla, tenant penjual makanan, mobil-mobil antik untuk spot foto dan sebagainya.
Memasuki pintu 'kebun' terlihat wahana permainan sepeda udara yang memungut Rp 20.000,- untuk sekali putar. ATV Rp 25.000,- juga sepeda biasa.
Tak nampak kebun yang kubayangkan. Tak ada pula papan petunjuk dimana kurma-kurma yang ditulis di papan masuk.
Yang tampak adalah spot foto kekinian tanda cinta, pesawat terbang, kandang kambing dan domba, kandang Merak, miniatur Ka'bah, juga patung unta.
Tak ada satu kesatuan dan tampak di'paksa'kan.
Pohon-pohon kurma yang terlihat masih kecil, seperti baru ditanam. Sementara panasnya luar biasa menyengat, jadi jangan lupakan sunblock bila hendak ketempat ini.
Kurma yang berbuahpun masih kecil. Entah siapa pula yang meletakkan gantungan kamper dan pernak-pernik kecil diantara buah-buah kurma yang masih muda. Terlihat tak terawat.
Yang tak kupahami ada pohon kurma yang diberi kurungan dengan tulisan berbeda di depan dan sampingnya. Yaitu kurma 'keramat' dan kurma 'kerumat'.
Tentu saja maknanya berbeda. Karena kerumat berarti terawat.
Tak ada keterangan tertulis apapun, atau orang yang bisa ditanya.
Bayangan bisa memetik kurma atau minum sari kurmapun pupus sudah.
Rasanya masih banyak yang harus dibenahi wisata kebun kurma ini bila ingin benar-benar di sebut kebun kurma, bukan wahana wisata anak-anak.
Malang, 14 Juli 2017
Omarina-94
Comments
Post a Comment