Be Yourself



Setiap orang di lahirkan dengan kelengkapan yang sama. Punya kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan.

Yang membuat jadi berbeda adalah bagaimana dia 'mau' mengenali segala kelengkapan itu untuk terus di'latih' dengan maksimal kelebihan yang akan menjadikannya kuat menghadapi segala badai di hidupnya.

Sayangnya, kekurangannya terkadang lebih ditonjolkan dalam topeng kekuatan yang rapuh. Bermain kata-kata, bermain mimik wajah, bermain dalam asa yang hampa hanya untuk puja-puji semu yang sejatinya juga mempermainkan kehidupannya.

Kebohongan satu terus berlanjut dalam kebohongan yang harus terus diciptakan. Hingga pada satu titik, dia telah lupa bagaimana lagi kembali pada kejujuran. Kembali pada dirinya sendiri.

Suatu hari, pernah kutemui seorang perempuan tua yang berwajah penuh kasih dan hampir tak pernah sakit hingga di usia 70 tahun lebih. Perempuan yang memilih hidup di sebuah desa kecil di lereng gunung.

Dia telah menikah dan bercerai sebanyak 6 kali di hidupnya. Berjuta kali omongan orang mencoba menghancurkan segala keyakinan yang dia miliki.

"Aku tak pernah menyesali apapun yang telah kujalani selama ini. Segala fitnah, makian dan apapun kata orang yang merendahkanku, kuanggap sebagai vitamin bagi diriku. Kudengarkan semua tanpa perlu aku harus jelaskan kenapa.

Perempuan murahan, perempuan tak punya kesetiaan, perempuan bejad, begitulah mereka labeli aku. Hingga mereka merasa aku bukan orang yang pantas untuk jadi teman, apalagi sahabat.

Ketika pada akhirnya suami terakhirku meninggal, aku memutuskan untuk tinggal di sini sendiri. Kujual semua untuk kusisakan membeli rumah sederhana ini. Sisanya aku simpan untuk biaya hidupku sehari-hari.

Anak-anakku telah dewasa dan punya kehidupan masing-masing. Dari awal aku sudah bertekad untuk tak merepotkan mereka. Allah mengabulkan pintaku.

Separuh anakku malu punya ibu yang kawin cerai beberapa kali. Walau tak terkatakan, aku mendengar dari hatinya. Mereka hampir tak pernah mengunjungiku.

Ah, tak perlu nelangsa. Hidup kita ini telah di gariskan pada pokok terkuat yang jarang kita sadari.

Sebagian anakku tetap sayangi aku dan rutin menghubungiku. Aku syukuri juga.
Mereka ibarat cermin cekung dan cembung. Sebagian membuatku tampak 'kurus', sebagian membuatku tampak 'gemuk'.
Itulah cermin permainan dunia.

Bukankah dunia ini hanya senda gurau semata?

Jika kau ingin sehat, sehatkan cara berpikirmu. Jadilah dirimu sendiri tanpa punya ketakutan pada kehendak kata orang lain. 
Takutlah hanya pada Allah.

Sampai kapanpun aku tak merasa punya hal untuk jelaskan tentang apa yang kualami pada orang lain. Biar Allah saja.

Jika dianggap hidupku tak sempurna, atau penuh derita, tolong sebutkan adakah kesempurnaan di dunia ini?

Sepanjang hidup, aku tak pernah ingin membeli apalagi memiliki 'topeng' apapun.

Buatku, tidak ada orang yang paling menderita melebihi orang yang tumbuh tidak menjadi dirinya sendiri...tumbuh tidak menjadi jasadnya sendiri....dan tidak menjadi pikirannya sendiri.

Mungkin karena itulah aku tak pernah sakit. Karena setiap benih kesakitan yang kudapatkan dalam hidup ini tak pernah kubiarkan bertumbuh subur.
Kukenali sejak awal adanya bahagia, yang selalu kusertai dengan kesiapan diri untuk kecewa.

Tak ada yang abadi di dunia ini, baik kebahagiaan atau kesedihan. Semua beriring datang dan perginya.
Menikmatinya dalam porsi yang tepat tak akan membuat kita merasa kehilangan apapun.

Di tempat ini bukan sebuah pelarian. Aku tetap bergaul dan melewati hari dalam batasan kemanusiaan kita.
Kapanpun aku mati, InsyaaAllah aku telah siap."

Rangkaian pembicaraanku dengan beliau telah berlalu dalam hitungan kurang lebih 8-10 tahun yang lalu.

Aku teringat kembali ketika melihat sebuah rumah kecil di sebuah kampung tadi sore.

Perempuan cantik yang meninggal tanpa keluhan. Saat tiga dari enam anaknya mengunjunginya. Usai memasakkan mereka dengan masakan kasih sayang.
Dia pamit istirahat..yang ternyata istirahat abadi.

Terus terngiang kata-katanya..

'Tidak ada orang yang paling menderita melebihi orang yang tumbuh tidak menjadi dirinya sendiri. Tumbuh tidak menjadi jasadnya sendiri dan tidak menjadi pikirannya sendiri'






Malang,052017
     81-2017

Comments

Popular Posts