Es Tawon
Pernahkah anda minum 'ditemani' tawon?
Bisa jadi akan membuat anda risih.
Saat diceritakanpun, bukan soal risih yang kukhawatirkan, tapi takut di'entup' alias digigit. Apalagi sampai dikejar-kejar gerombolannya.*efek kebanyakan nonton film kartun.
Ibu Sri Utami, pemilik warung es tawon saat ini, bisa mengelola warung es tawon hingga bertahan selama 62 tahun.
Sekilas tidak ada yang istimewa dari warung es tawon. Tempatnya saja berada di mulut gang. Tepatnya di Gang I Kidul Dalem - Klojen, sekarang bernama jl. KH. Zainal Arifin, Kota Malang.
Es Tawon adalah usaha yang dirintis oleh Ibu Yamini, ibu mertua dari Ibu Sri Utami, pada tahun 1955.
Sejak tahun 1984, Ibu Sri Utami bersama suaminya, Mulyono melanjutkan usaha tersebut. Ibu Yamini wafat di tahun 2001.
Sekilas juga tak ada yang istimewa dari es yang di jual disana. Sama seperti es campur lainnya. Penuh keramahan ibu Sri Utami menyambut para pembeli yang tak pernah sepi.
Ada dawet hijau, tape putih, alpukat, bubur kacang hijau, cincau hitam juga tape ketan hitam, semuanya dicampur, ditambah serutan es lalu diberi campuran sirup frambozen dengan gula putih cair yang dikerubuti oleh tawon tiap kali dibuka tutup toplesnya.
Tak ada pemanis buatan sejak awal dibuka. Dan terus dipertahankan oleh ibu Sri Utami hingga sekarang.
Rasanya cukup unik dengan campuran berbagai bahan tadi. Aku yang tak begitu suka dan membiasakan minum dingin, sengaja menunggu sebentar baru kunikmati. Cukup segar dengan porsi yang juga mengenyangkan buatku.
Tentang tawon, tak ada yang bisa menjelaskan darimana datangnya mereka. Terbanyak mengerubuti saat pukul 12 siang. Begitupun akhir-akhir ini, semakin sedikit yang datang tawonnya.
Ibu Sri Utami kini berjualan sendiri, tepatnya sejak Pak Mulyono, suaminya tercinta meninggal dunia tahun 2011. Putri sulungnya ikut membuka warung es tawon di rumahnya, jalan Hamid Rusdi.
Tiga generasi sudah.
Es tawon terjual rata-rata dalam sehari antara 90 hingga 100 gelas. Dengan harga satu gelasnya Rp 7.000,- Buka sejak pukul 8 pagi hingga habis.
Cukup lumayan bukan?
Mengetahui aku seorang blogger yang sedang menulis khusus tentang Malang, bu Sri Utami memberi referensi makanan yang juga sudah melegenda di Malang.
Tentu saja aku senang dan berencana kesana juga.
Sementara sahabatnya yang juga sedang berada di sana memberikan referensi yang lain. Paling tidak sudah ada dua tempat terkantongi untuk didatangi.
Membuka usaha dan sukses jauh lebih mudah daripada mempertahankannya hingga berganti generasi.
Terutama tentang rasa yang terus di pertahankan keasliannya.
Es Tawon telah 62 tahun bertahan. Dan itu sungguh prestasi yang luar biasa.
Berkali-kali diundang walikota untuk turut serta di banyak acara. Ibu Sri Utami, karena sudah sendiri sekarang jadi jarang turut serta.
omarina#101
Comments
Post a Comment