11 Alasan Kenapa Orang Bisa Menjadi Pemarah, Kamukah Salah Satunya?

Nur Rina Chairani - Erdittya Ekanovie Nindhitasari 
26 November 2017

Bernas.id - Sebagaimana kita ketahui, begitu banyak kemarahan yang tak terkontrol yang berakibat begitu fatal. Tak lagi peduli seberapa terpelajarnya sang pelaku, bila kemarahan menguasai, yang terjadi adalah mengerikan. Baru saja kita di kejutkan oleh tewasnya seorang dokter yang ditembak oleh suaminya sendiri yang juga seorang dokter.
Marah memang punya beberapa manfaat yaitu mengeluarkan emosi yang terpendam dan membuat kita jadi waspada pada hal yang tidak kita inginkan. “Tapi ketika marah jadi lebih sering, terlalu besar untuk hal sepele, atau berlangsung terlalu lama, ini mesti diwaspadai,” demikian Howard Kassinove, PhD, direktur Institute for the Study and Treatment of Anger and Aggression di Hofstra University, New York.
Akibatnyakemarahan bisa menggiring orang pada aktivitas yang berisiko. Tak jarang, orang yang pemarah juga tidak sadar kalau kemarahannya tak wajar. Jika ternyata ada kesadaran bahwa kemarahan anda menjadi tidak wajar, coba periksa, bisa jadi anda mengalami beberapa hal di bawah ini.
  1. Membawa segala hal jadi personal. Biasanya terjadi pada yang suka’baper’.
  2. Berharap terlalu tinggi. Si perfeksionis biasanya melakukan ini secara tidak sadar.
  3. Suka mengontrol segalanya. Yang suka merasa paling benar dan pintar.
  4. Stres. Karena ini adalah salah satu masalah terbesar penyebab kemarahan. 

Ada gangguan kesehatan lain yang bisa meningkatkan agresivitas baik karena proses pengobatan maupun efek penyakitnya sendiri. Seperti yang dikutip dari Dailymail beberapa tahun yang lalu.

1. Hipertiroid
Diperkirakan 1 dari 100 perempuan pengidap overactive thyroid  suka mengalami perubahan suasana hati. Penyakit ini berpengaruh besar tehadap metabolisme dalam tubuh, sehingga penderita menjadi mudah gelisah dan kesulitan dalam berkonsentrasi serta membuat orang menjadi temperamental.


2. Kelebihan kolesterol
Pengidap hiperkolesterolemia jadi lebih pemarah saat mengonsumsi statin, obat pengontrol kolesterol. Para ahli menduga, kolesterol yang turun mendadak membuat produksi serotonin(hormon senang) ikut berkurang.

3. Diabetes
Hipoglikemia atau turunnya kadar gula darah di bawah normal sering dialami penderita diabetes, baik tipe 1 maupun 2. Berkurangnya kadar gula mempengaruhi fungsi otak, dan salah satu efeknya adalah peningkatan temperamen, kemarahan, bingung dan serangan panik.

4. Depresi, salah satu penyebab utama.

5. Alzheimer
Alzheimer berpengaruh besar terhadap seseorang menjadi mudah marah karena pengaruh kejiwaan dan fungsi otak yang menurun.


6. Pembengkakan hati
Menurut penelitian, sirosis hati bisa memicu kondisi yang disebut hepatik enselopati dan bisa mengubah kepribadian.

7. Epilepsi
Pengidap epilepsi bisa mendadak marah-marah setelah mengalami serangan kejang.


8. PMS (Pre Menstrual Syndrome)
Tidak diketahui pasti apa penyebabnya, namun hal itu sering terjadi menjelang menstruasi.

9. Insomnia
Dokter sering meresepkan benzodiasepine yang juga merupakan obat mengatasi kegelisahan. Salah satu efek sampingnya adalah penurunan fungsi otak, yang membuat sekitar 1% pasien jadi lebih agresif.

10. Penyakit Wilson
Kelainan genetik yang menyerang 1 dari 30.000 orang ini menyebabkan penumpukan logam berat di otak dan hati. Penumpukan yang terlalu banyak di otak bisa menyebabkan kerusakan, salah satunya yang sering dilaporkan adalah memicu perubahan kepribadian jadi lebih pemarah.

11. Stroke
Kerusakan saraf otak sangat sering terjadi setelah serangan stroke. Jika kerusakan tersebut terjadi di bagian frontal lobe, maka kemampuan seseorang untuk mengontrol rasa empati, emosi dan juga agresi bisa sangat berkurang.

Comments

Popular Posts