Anda Single Parent yang Mau Menikah Lagi, Perhatikan Hal-Hal Ini!
Nur Rina Chairani - Ciptono Wahyu Prasetyadi
30 November 2017
30 November 2017
Bernas.id - Pernikahan antara sesama orang yang pernah menikah sudah banyak terjadi. Sebagaimana lazimnya, ada yang sukses, ada yang gagal, juga ada yang bermain di pertengahan. Pernikahan antara janda dan duda adalah persatuan yang lebih kompleks dibanding pernikahan antara gadis dengan perjaka. Baik janda atau duda itu sama-sama tak mempunyai anak dari pernikahan sebelumnya, ataupun yang sama-sama membawa anak, semua tetap berpotensi menjadi masalah di kemudian hari.
Ada orang yang mudah menerima ‘paket’ (janda+anak, atau duda+anak), juga ada yang tidak. Dibutuhkan kebesaran hati dan kedewasaan yang sesungguhnya di perkawinan tersebut. Masalah akan lebih kompleks lagi bila janda atau duda yang di sandangnya adalah karena perceraian hidup. Persiapkan hati dan pikiran untuk para mantan yang bukan tidak mungkin masih akan berseliweran di kehidupan mendatang. Belum lagi bila orang tua para mantan (kakek dan nenek) juga masih ada. Tanpa mempersiapkan mental yang tangguh, bisa jadi Anda akan terjebak dalam masalah yang tampaknya kecil di awal yang akan membesar di masa depannya. Perlu skala prioritas bagi semua yang masih hadir di kehidupan Anda.
Sebelum Anda berdua melangkah menuju jenjang pernikahan berikutnya, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1. Tetapkan tujuan pernikahan ini untuk siapa!
Jika Anda menikah lagi hanya untuk diri sendiri, maka bersiaplah menghadapi masalah dengan anak-anak sendiri. Plus bisa jadi dengan anak-anak calon pasangan Anda. Seseorang bercerai hidup tentunya punya luka yang lebih dalam dibanding dengan yang berpisah karena kematian. Luka hati Anda tak lebih baik dari luka hati anak-anak. Selalu ingatlah itu!
Ada baiknya berproses dengan saling memperkenalkan diri antara orang tua dengan calon anak-anak tirinya dan anak-anak dengan calon saudara tirinya. Mintalah pendapat mereka, walau mungkin sebagian Anda merasa itu tak penting. Perhatikan segala reaksi sekecil apapun dari mereka saat bertemu pertama kali dengan Anda.
Mengenal karakter mereka dari awal, tentu akan lebih memudahkan Anda bagaimana untuk menjalani keseharian nantinya bersama mereka. Banyak cara bisa dilakukan untuk ini. Awalnya tentu bertanya pada orang tua kandungnya terlebih dahulu. Bila dirasa masih ada yang mengganjal, ada baiknya untuk diselesaikan di awal. Tapi bila merasa akan bisa mengatasinya nanti, silakan dilanjutkan!
2. Buatlah kesepakatan terlebih dahulu pada calon pasangan!
Buat kesepakatan bahwa nantinya setelah menikah akan ada peraturan-peraturan yang dibuat untuk menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan rumah tangga. Misal: bila terjadi kenakalan atau tindakan pelanggaran disiplin dari anak-anak masing-masing, sebaiknya tetapkan aturan bahwa yang boleh menegur, memarahinya adalah ayah atau ibunya sendiri. Bukan pasangan baru, ayah atau ibu tirinya.
Mengapa harus demikian ? Para janda dan duda tentunya punya cara yang berbeda dalam mendidik anak-anaknya. Jangan sampai perbedaan cara itu menjadi gesekan yang tidak di inginkan. Apakah ini bisa berlangsung selamanya? Semua tergantung situasi dan kondisi.
3. Foto;
Sepertinya sepele. Namun sebaiknya keberadaan foto mantan disimpan oleh masing-masing. Bagi anak-anak, mungkin boleh dipasang di kamarnya sendiri atau hanya disimpan di dompet atau telepon genggamnya. Foto yang dipasang di dinding rumah haruslah foto anggota keluarga sekarang saja.
4. Panggilan.
Sebaiknya bebaskan anak-anak tiri memanggil Anda dengan sebutan apapun selama itu masih dalam taraf kesopanan. Jangan pernah memaksakan mereka untuk memanggil 'ibu' atau 'bapak’ kepada Anda.
Mungkin masih ada beberapa hal yang penting. Silakan dibicarakan bersama calon pasangan Anda!
Comments
Post a Comment