Wajib Baca Bagi yang Tidak Tahu Kata "Asak Informasi"

Nur Rina Chairani - Arum faizatul umami 
23 November 2017

Bernas.id. Seperti kita tahu saat ini banyak sekali grup online bertebaran, baik di Facebook, Whatsapp maupun channel Telegram. Semuanya berisi informasi dari beragam ilmu. Dari Agama, ilmu pemasaran, ilmu tentang menarik rezeki, hingga literasi.
Cukup praktis dan menyenangkan, mengingat bagaimana kita bisa terhubung dan menimba ilmu dari smartphone yang ternyata memang bisa membuat kita smart jika tahu cara memanfaatkannya. Tidak membutuhkan waktu atau tempat khusus untuk belajar. Di manapun kita bisa belajar dan mengikutinya.
Bagi pembelajar, memang menyenangkan bisa menyerap begitu banyak pengetahuan. Namun bila Anda mau perhatikan baik-baik, apa iya Anda bisa menyerap sekian banyak ilmu yang Anda ikuti tersebut? Tak jarang terjadi kita terlambat menyadari bahwa otak kita akhirnya bagaikan asak informasi.
Sudahkah Anda tahu arti dari asak? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), asak berarti berdesak-desak dan berjejal.
Ternyata, Informasi yang kita dapatkan begitu banyak dalam waktu yang bersamaan bisa mengakibatkan otak seolah penuh sesak.  Akibat dari semua itu akhirnya  justru membuat tidak satupun informasi yang kita dapatkan bisa kita mengerti dan pahami dengan benar.
Ibaratkan saja kita melihat sebuah lemari buku yang isinya terlalu penuh, hingga bukunya meluber ke mana-mana yang tentu saja tidak tertata rapi sama sekali. Begitu banyaknya hingga sangat menyulitkan kita untuk mencari apa yang kita ingin pelajari. Dari gambaran tersebut sepertinya akan lebih baik bila kita punya sebuah lemari sederhana dengan sedikit buku yang paling penting untuk kita pelajari. Ibaratnya, sedikit tetapi bermanfaat.
Sebenarnya beginilah cara membedakan orang sibuk dengan orang produktif. Jika segala kesibukan yang dilakukan tidak menghasilkan apapun, berarti ya sekedar sibuk saja. Namun bila kesibukan itu membuat semakin fokus memperdalam pengetahuan dan keahlian yang kita kuasai, inilah yang disebut produktif.
Dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, Nabi pernah memerintahkan sahabat Zaid Bin Tsabit untuk mempelajari Bahasa Ibrani yang digunakan untuk surat menyurat oleh orang Yahudi. Mengapa hanya pada Zaid Bin Tsabit? Karena setiap orang harus fokus untuk menguasai keahlian masing-masing.
Seperti kita ketahui, sahabat Khalid bin Walid terkenal kepandaiannya dalam mengatur siasat perang, sedangkan sahabat Abdurrahman bin Auf pandai dalam bidang wirausaha. Nabi Muhammad Saw menginginkan kita menjadi manusia produktif, bukan sekedar sibuk! Nabi juga sangat membatasi informasi yang perlu dan penting untuk dipelajari masing-masing orang, bukan semua informasi ditumpuk sampai berjejalan.
Jadi, ada baiknya kita bisa memilih yang terbaik yang memang kita butuhkan untuk menambah kemampuan kita. Misalnya kita menyukai bidang literasi, sebaiknya pilihlah beberapa grup literasi yang ada. Seiring waktu, kita sendiri yang akan tahu grup mana yang memang cocok dengan apa yang kita butuhkan. Mulai dari materi yang didapat ataupun yang lain. Karena literasi punya banyak teknik yang harus kita pelajari. Ada grup yang lebih mementingkan praktek daripada sekedar menebar teori, pun ada yang menggabungkan keduanya.
Pilihan tetap ada pada diri Anda sendiri. Akankah Anda menjadi asak pikiran hingga tak menguasai satupun materi dengan baik karena terbagi dengan ilmu yang lain, ataukah hanya memilih satu yang Anda kuasai dan butuhkan namun mendapatkan hasil yang terbaik.

Jadi, Anda sudah tahu sekarang mana grup belajar online yang akan Anda hapus setelah membaca ini, bukan?

Comments

Popular Posts