Ketika Sang Guru Kehilangan Kendali, Masa Depan Murid Taruhannya

Nur Rina Chairani  
10 November 2017


Bernas.id - Melihat video kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru di sebuah sekolah menengah pertama, rasanya betul-betul miris. Bagaimana seorang pendidik yang harusnya memberi ilmu dan teladan kebaikan, justru kehilangan kendali dan menghajar muridnya seperti binatang.
Guru merupakan salah satu profesi yang sangat mulia. Karena guru memberikan banyak sekali ilmu yang bermanfaat kepada muridnya, supaya mereka bisa menjadi pintar dan juga sukses. Sehebat apapun kita saat ini, pasti tak akan terlepas dari peran guru yang sudah mendidik kita.
Jika seorang guru mempertontonkan tindak kekerasan atau mengajar dengan ‘ancaman’, maka sebaiknya kita mengingat tulisan Rheynald Kasali.
“Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh. Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.”
Di Amerika, pernah terjadi ada seorang murid yang setiap kali di kelas selalu tidur. Jika guru di sini, akan membangunkan dan menyuruhnya cuci muka, sementara murid lainnya menertawakan. Atau langsung mengirim surat walinya untuk datang. Tapi tidak bagi ibu guru kelas 3 Sekolah Dasar ini.
Beliau akhirnya mencari tahu dengan mengunjungi rumah sang murid, yang ternyata menumpang di rumah pamannya. Dia, anak yang ditelantarkan orangtuanya. Dia harus bekerja membantu pamannya sepanjang hari untuk bertahan hidup. Karena itulah dia lelah dan selalu tertidur di kelas.
Ibu guru ini memberi pengertian pada sang paman, bahwa dengan pendidikan yang baik bisa mengubah nasib seseorang di masa depannya. Keinginannya untuk memberi pelajaran di rumah, ditolak. Bahkan saat sang guru menawarkan untuk mengadopsi anak tersebut juga ditolak. Akhirnya sang guru menawarkan si anak untuk datang kerumahnya kapan saja jika ingin belajar. Anak tersebut mau dan akhirnya rutin belajar di rumah ibu guru.
Singkat cerita, sang murid ini akhirnya berhasil menyabet gelar sebagai ahli astronomi hebat dan mendapat pekerjaan yang baik. Saat kembali ke kampungnya, yang dia cari adalah ibu gurunya tersebut. Berkat encourage seorang guru, anak yang selalu tidur itu jadi manusia yang sukses.

Itulah guru sejati, selalu ingin anak didiknya menjadi manusia yang sukses dan lebih baik dari mereka. Bukan sekedar mengajar, tapi juga mendidik. Bahwa keadaan sesulit apapun bisa diubah. Bukan malah menghakimi dan memarahi murid-murid yang ‘tak biasa’. Apalagi menghajar seperti yang terjadi di sini.

Comments

Popular Posts