Bedhol Bhawikarsu! Cara Ampuh untuk Memupuk Kepedulian Siswa Terhadap Desa
Nur Rina Chairani
01 November 2017
01 November 2017
Bernas.id - Setiap zaman pasti berbeda tantangannya. Setiap generasi pun demikian. Itulah sunnatullah. Tanpa adanya perbedaan tantangan, tak akan ada pergerakan dalam kehidupan ini.
Ada satu Sekolah Menengah Atas yang punya inovasi untuk mempertahankan salah satu tradisi rakyat Indonesia yaitu gotong royong. Semaju apapun zaman atau sehebat apapun teknologi menggempur. Semua anak didiknya diwajibkan untuk ikut program sekolah yang bernama bedhol bhawikarsu. Program yang sudah dimulai sejak tahun 2002.
“Perkembangan Teknologi Informasi yang pesat dengan lahirnya permainan individual, seperti game online berdampak membentuk karakter anak. Anak harus dibiasakan berada dalam interaksi sosial yang kuat agar memiliki kepekaan,” demikian pesan Abah Anton, walikota yang selalu melepas keberangkatan seluruh siswa sekolah tersebut beberapa tahun lalu yang masih relevan dengan keadaan sekarang. Hampir setiap tahun beliau melakukan pelepasan siswa jelang bedol karena kegiatan ini hanya dimiliki oleh sekolah yang beliau juga tercatat sebagai salah satu alumninya.
Desa, bagi anak sekarang hanya dikunjungi karena ‘terpaksa’ bukan karena keingintahuan. Padahal desa saat ini hampir tak berbeda jauh dengan kota karena segala teknologi mulai meringsek masuk. Desa pun jadi komoditi untuk brand yang mengangkat usaha berbau tradisional.
Bedhol bhawikarsu adalah tradisi salah satu sekolah untuk mengembalikan murid-muridnya mengenal desa secara utuh. Pola pendekatan pendidikan yang bersifat pengabdian. Mereka harus tinggal bersama penduduk yang disebut inang, bekerja bersama mereka sebagai pengalaman bersosialisasi siswa. Juga ada pertandingan persahabatan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antara siswa dengan warga desa. Tentu saja masih banyak kegiatan lainnya. Kegiatan ini sudah jadi ‘trade mark’ sekolah ini.
Tak main-main karena ini dilakukan oleh sekolah negeri yang bukan hanya terbaik di kota ini, juga satu-satunya sekolah menengah atas yang ditunjuk langsung oleh pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dalam program pelatihan kepemimpinan pelajar ASEAN. Inilah Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Malang.
Tujuan bedhol ini antara lain adalah,
- Mendekatkan seluruh elemen sekolah kepada masyarakat pedesaan selama 3 hari 2 malam.
- Mengingatkan pada setiap siswa tentang keberadaan desa yang sudah banyak ditinggalkan, agar tumbuh jiwa nasionalisme, kepedulian lingkungan dan sosial.
- Mengingatkan kembali kebiasaan rakyat Indonesia yaitu gotong royong.
- Menyuburkan sikap empati, kerja sama, kedisiplinan dan kerendahan hati.
Bedhol ini wajib diikuti oleh seluruh murid dari kelas X hingga XII yang kurang lebih ada 1000 lebih plus guru pengawas. Seluruh siswa berangkat dengan diangkut truk ke desa tujuan. Tahun ini tujuannya adalah Dusun Sumber Suko di Dampit. Tentu saja setiap tahunnya berbeda-beda desa yang dituju.
Sekolah ini punya semboyan Bhawikarsu (Bahasa Sansekerta), yang artinya adalah Bhaktya(berbakti dan bertakwa), Widagda (berilmu pengetahuan, belajar, berguna)- Karya (bekerja)-Sudhira (berani, berjuang, berteguh hati).
Kegiatan bedhol adalah bakti sosial yang berupa pemberian bantuan, penyuluhan, pendidikan serta pemeriksaan medis warga desa secara gratis. Dana murni swadaya dan dari Ikatan alumninya. Tujuan sekolah untuk menjadikan siswanya sebagai generasi muda yang bukan hanya unggul dalam bidang akademis, lulusannya 85% selalu diterima masuk Perguruan Tinggi negeri bahkan tahun 2017 ini 100% diterima di Perguruan Tinggi Negeri, tetapi juga punya kepedulian lingkungan dan kepedulian sosial.
Jadi tak perlu heran bila Dr. Gamal Albinsaid, sang ‘muda mendunia’ dan peraih banyak prestasi Internasional itu sangat membumi dan sangat akrab dengan desa serta memberdayakannya, karena beliau adalah salah satu alumni sekolah ini yang rutin hadir memberi motivasi pada murid baru di setiap awal tahun ajaran baru.
Comments
Post a Comment